Keren, Lulusan Unesa Ini Lolos Beasiswa LPDP di 4 Kampus Ternama Dunia
Sebuah kisah inspiratif datang dari lulusan S1 Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Surabaya (Unesa).
Ahmad Abdullah Zawawi namanya, ia berhasil lolos di 4 kampus ternama dunia untuk melanjutkan jenjang S2 dengan beasiswa Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).
Meski lahir dari keluarga yang kurang mampu, Ahmad tidak berputus asa. Ia terus belajar dengan semangat dan mengembangkan diri, di dalam maupun luar kampus.
Melalui laman resmi kampus, Ahmad membagikan ceritanya. Ayahnya telah meninggal sejak ia duduk di bangku SD.
“Sejak itu ibu yang menjadi tulang punggung keluarga yang sehari-harinya bekerja sebagai penjual es,” ungkapnya, dikutip dari laman kampus, Kamis (5/1/2023).
Sempat Gagal Diterima di Unesa dengan Beasiswa Bidikmisi
Setelah menyelesaikan pendidikan SMK, Ahmad lantas mencari kerja mengingat kondisi ekonomi orang tuanya. Pun, ibunya tidak mengizinkannya untuk berkuliah karena faktor biaya.
Walau begitu, di dalam benak Ahmad, dirinya sangat ingin berkuliah. Akhirnya, ia mencoba untuk meyakinkan sang ibu hingga mendapat restu untuk mengenyam pendidikan tinggi di Unesa melalui jalur beasiswa Bidikmisi.
Sayangnya, kesalahan sewaktu pendaftaran menyebabkan Ahmad gagal diterima. Tidak berhenti berjuang, lulusan SMKN 1 Surabaya itu segera mendaftar melalui jalur SNMPTN dengan biaya mandiri dan diterima di prodi S1 Manajemen Pendidikan Unesa.
Meski membayar dengan biaya mandiri, Ahmad berjuang dengan bekerja part time (paruh waktu) di salah satu department store di Surabaya.
“Ibu tahunya saya dapat beasiswa, padahal bayar sendiri. Saya sengaja nggak ngomong agar tidak menjadi beban dan merepotkan ibu,” katanya.
Kuliah sambil Kerja, Tetap Berprestasi
Kuliah sambil kerja bukan kendala bagi Ahmad untuk berorganisasi dan berprestasi. Di bidang keorganisasian, Ahmad pernah menjabat sebagai Ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Ketua BEM Fakultas.
Ahmad juga tercatat sebagai mahasiswa berprestasi atau mawapres FIP Unesa dua kali berturut-turut. Ia pun sempat menjadi finalis mawapres tingkat universitas.
Gagasan App Raih Pendanaan
Pada Mei 2022, Ahmad yang telah menjadi alumnus Unesa dan bersama rekan alumni dan mahasiswa merilis mobile app Inclupedia.
Inclupedia adalah layanan disabilitas yang membantu orang tua atau penyandang disabilitas dalam melakukan asesmen dan konsultasi seputar disabilitas. Ia didapuk menjadi Chief Executive Officer (CEO) startup tersebut.
Ada tiga layanan prioritas yang diusung aplikasi Inclupedia di smartphone Android dan iOS. Pertama, layanan asesmen hambatan pendengaran, penglihatan, pendengaran, fisik motorik, emosional, autism, slow learner hingga persoalan kesulitan belajar beserta derajatnya disabilitasnya.
Kedua, layanan konsultasi dengan pakar anak berkebutuhan khusus. Ketiga, layanan informasi lowongan pekerjaan untuk penyandang disabilitas.
“Layanan ini menjembatani teman-teman disabilitas dengan lowongan pekerjaan yang sesuai dengan potensi dan kebutuhan mereka. Tujuannya untuk menyalurkan bakat anak disabilitas agar dapat bekerja sesuai kompetensinya,” jelas Ahmad.
Pengembangan aplikasi ini mendapat pendanaan dari Pertamina Foundation Muda (PF Muda). Prosesnya digawangi tim Inclupedia, antara lain Ahmad sebagai alumnus FIP Unesa bersama mahasiswa Unesa Cahyo Febri Wijaksono dan Dwi Ardiansyah dari Prodi Manajemen Pendidikan, Venna Arzika Humaida dari Psikologi, Muchammad Daffa Maulana dari Administrasi Negara, alumni FIP Unesa Adam Putra Fatchurrahman dan I Gusti Ayu Agung Istri Risna Prajna Devi, serta alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Tri Okta Argarini alumni ITS.
Ketua Satuan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) Unesa Dr Muhammad Sholeh, MPd mengapresiasi para mahasiswanya yang mencoba menjawab permasalahan masyarakat.
“Selamat untuk teman-teman. Ini luar biasa. Ini aplikasi keren. Jangan berpuas diri dan jangan berhenti berinovasi. Terus maintain dan kembangkan aplikasi ini sampai ke tahap pengembangan lebih lanjut. Permasalahan di lapangan butuh sentuhan tangan-tangan muda yang kreatif, inovatif dan solutif seperti teman-teman ini (pengembang Inclupedia),” ucapnya.
Prestasi tersebut menjadi langkah Ahmad untuk mewujudkan cita-citanya berkuliah S2 di luar negeri. Karenanya, setelah menyelesaikan pendidikan S1, pria yang juga merupakan Chief Executive Officer (CEO) Inclupedia ini mempersiapkan diri untuk mendaftar beasiswa LPDP.
Persiapan Mendaftar Beasiswa LPDP
Salah satu persiapan yang dilakukan Ahmad untuk mendaftar S2 ke luar negeri dengan beasiswa yaitu menguasai bahasa Inggris. Demi mendalami bahasa Inggris yang merupakan syarat beasiswa LPDP, Ahmad menetap di Pare, Kediri selama 6 bulan.
Ahmad menuturkan, dirinya tidak ingin mengalami kegagalan seperti saat mendaftar S1. Oleh sebab itu, Ahmad benar-benar mempersiapkan diri dengan fokus di sana.
Akhirnya, Ahmad dinyatakan lolos beasiswa LPDP. Bahkan, ia berhasil diterima di 4 kampus besar sekaligus, yaitu University of Melbourne Australia, Monash University Australia, The University of Sydney Australia, dan Glasgow University di UK.
Dengan berbagai pertimbangan, Ahmad akhirnya memilih kuliah di The University of Sydney. Ia akan berangkat ke Australia pada 11 Februari 2023 mendatang. Dirinya berencana merampungkan studi magister selama 1 tahun. Setelahnya, ia ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang doktor.
“Prinsip saya, bercita-cita atau bermimpi itu gratis dan proses meraihnya pun pasti punya nilai. Hasil dari kerja keras tentu akan berbuah manis pada akhirnya. Semua butuh perjuangan, kesabaran dan ketekunan. Itu yang saya lakukan. Poinnya yaitu niat, yakin, tekad, usaha, dan doa,” pungkas alumnus Unesa itu.
Sumber : detik.com